Senin, 03 Januari 2011

Diorama Neraka dan Purnama

(karya: Belati Putra)

ya, kembali lagi di sini
pada sebuah tempat
dimana aku harus mengerti
hitam dan putih
senang dan sedih
serta kotor dan bersih

sebuah alam
tempat senja ditikam malam
saat semua harap tenggelam
dan kapal-kapal keyakinan pun karam

masih ku di sini
pada persinggahan
dimana aku harus mematuhi
semua dikte takdir
dengan bebat pandir
dan kepiluan tanpa akhir

dimana tak ada pilihan lain
selain mematuhi
serangkaian kisah pedih
yang senantiasa menzalimi

pun tak sejenak
tak ada kata menolak
mempersempit ruang gerak
meredam suara-suara dalam benak

biarkan aku menjadi binal
saat berbuat baik
berarti menyerahkan diri sebagai tumbal

biarkan aku menjadi salah
saat kebenaran
telah diklaim
sebagai milik pepatah dan falsafah

dan biarkan aku menjadi hina
saat kesucian
hanya bisa menjadi ayat-ayat dari ujung pena

aku yang tersekat
pada ruang-ruang hampa
dan dosa yang melekat
pada tiap lorong
dimana cahaya harap pada ujungnya
hanyalah omong kosong

biar aku menjadi gelap
saat mentari
hanya akan membuat kebenaran
semakin terlelap

biarkan aku melacur
saat nilai-nilai kesetiaan
telah diacuhkan dan hancur

dan jangan pedulikan aku
ketika aku harus menyerobot
saat kesabaran
telah dianggap hina
dan bernasib sama
menyerupai para robot

simak
tataplah aku
aku akan menjadi yang paling kotor
saat kemurnian
hanya bisa bermakna dalam metafor
aku akan menjadi liar
ketika patuh
adalah cara yang paling hebat untuk terkapar

dan aku pula lah yang pertama
yang akan ingkar
ketika makna janji ikrar dan nazar
semakin memudar
dan tak lagi pernah lebih
dari bual dan kelakar

pada pasar
yang membaptis bawah sadar
dimana dunia hari ini
Telah digambar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar